Diduga Jual beli Kursi Perangkat, Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa Ngraho

  • Whatsapp

Bojonegoro | Ratusan Warga Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang mengatasnamakan diri Rumangsa (Warga Ngraho Bersatu) menggeruduk Balai Desa setempat untuk menyampaikan aspirasi terkait keterbukaan Dalam perekrutan Perangkat Desa Ngraho yang dinilai sarat kecurangan.Senin (9/11/2020).

Aksi yang dilakukan oleh para peserta Perangkat desa yang tidak lolos ini menilai bahwa dalam pengisian perangkat desa ada dugaan permainan dan jual beli Jabatan saat Seleksi Perangkat Desa Ngraho.

Bacaan Lainnya

Hal itu diyakini oleh beberapa warga yang sudah memiliki berbagai bukti dugaan kecurangan seleksi perades.

“Kami meminta agar apa yang menjadi dugaan kami terkait adanya permainan uang dan juga permainan apapun untuk dilakukan klarifikasi oleh Pihak Panitia dan Kades, karena ada dugaan permainan jual beli Jabatan sekeksi perangkat Desa,” kata Ghozali, koordinator aksi dalam orasinya.

Dengan meneriakan yel yel, para peserta aksi yang terdiri dari para pria dan ibu ibu ini menganggap bahwa semua yang disampaikan oleh Kepala Desa Ngraho adalah kebohongan terkait jabatan perangkat desa, meskipun sebelumnya kades atau panitia mengatakan bahwa semua proses berjalan transparan.

“Kami tidak percaya, semua bohong, kades Bohong, panitia bohong,” kata peserta aksi secara serempak dalam orasinya.

Masa yang datang ke Balai Desa ini meminta kades dan perangkat desa yang jadi panitia.untuk memberikan klarifikasi, namun saat kades menjelaskan didepan peserta aksi tidak diindahkan oleh peserta aksi, dan dianggap ungkapan kades adalah bohong, apalagi dengan nama nama yang sudah disampaikan sebelum pelaksanaan ujian perangkat Desa.

“Kami tidak melakukan upaya apapun untuk memenangkan Perangkat Desa Ngraho,” Kata Kades Muchsin.

Masih belum puas mendengarkan penjelasan Kades Mukhsin, kades ini langsung meninggalkan peserta aksi yang menuntut adanya ujian pelaksanaan tes perangkat Desa diulang, karena dinilai syarat dengan dugaan permainan.

Aksi sempat nyaris memanas ketika perdebatan antara kades dan salah satu peserta aksi yang menuding kades meminta uang Rp300 juta melalui anaknya, dan bahkan saat peserta tes Perades mengklarifikasi malah dihadapkan dengan seorang diduga preman.

Tak puas oradi di kantor desa Warga kemudian meneruskan aksi menuju kecamatan Gayam, untuk menyampaikan aspirasi mereka dan bertemu dengan camat Gayam.(Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan