TransBojonegoro.com – Bakesbangpol Kabupaten Bojonegoro menggelar sosialisasi pemantauan keberadaan orang asing di daerah, Rabu (23/2/2022) di Hotel Western, Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan bertujuan mewujudkan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat daerah.
Sosialisasi mengambil tema Peran Sinergitas Aparat dalam Pemantauan Aktifitas Orang Asing, Tenaga Kerja Asing, dan Lembaga Asing Daerah.
Ketua Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bojonegoro Mahmudi menjelaskan, tujuan kegiatan untuk mewujudkan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat untuk mencegah terjadinya dampak negatif akibat keberadaan orang asing di daerah. Selain itu, pemantauan orang asing ini juga bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas tim pengawasan orang asing dalam mendeteksi secara dini aktifitas dan keberadaannya secara lebih tepat.
“Berdasarkan data yang ada di Kesbangpol Kab.Bojonegoro ada 11 orang asing yang ada di wilayah Kab. Bojonegoro. Dengan keterangan 8 orang WNA bekerja di PT. Shofung Kec. Sumberrejo, 3 orang WNA bekerja di Exxon Mobil Corporation,” paparnya.
Lebih lanjut Mahmudi menjelaskan, dari 11 orang WNA, berasal dari berbagai negara. Yaitu 4 orang dari Cina, 3 orang dari Amerika Serikat, 1 Orang dari Taiwan, 1 Orang dari Jamaika, 1 Orang dari Kanada, dan 1 Orang dari Australia.
“Kegiatan ini diharapkan mampu untuk mendapatkan hasil dan tindaklanjutnya sehingga bisa mendeteksi keberadaan orang asing ini dengan maksimal. Selain itu, untuk membahas situasi yang berkembang terkait adanya orang asing yang bekerja di wilayah Bojonegoro. Sehingga mampu menjaga lintas sektoral dengan baik,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yang hadir secara virtual mengatakan, pengawasan pada orang asing diperlukan. Sebab, dikawatirkan tidak sesuai dengan isi dari ijin kartu imigrasinya. Banyaknya kedatangan orang asing tidak sesuai dengan keperuntukkan di suatu wilayah, maka dari itu perlu diberikan berbagai macam visa supaya mudah dalam pengawasannya.
“Bukannya untuk menutup diri dari negara lain, tetapi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan terhadap suatu wilayah. Untuk daerah Bojonegoro masih kondusif saat ini dibandingkan wilayah seperti Kalimantan atau daerah lainnya. Maka instansi terkait harus mampu untuk melakukan pendataan secara mendetail dan tepat sasaran,” jelas Bupati.