PLT Bupati Gresik Bersama Dinkes Gresik Berkomitmen Turunkan AKI dan AKB Serta Prevalensi Stunting

transbjn
Img 20241114 Wa0075

 

Gresik | Lidikmedia.com – PLT Bupati Gresik serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik berkomitmen Turunkan AKI dan AKB di wilayah kecamatan Benjeng serta gresik raya,

“Strategi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting melalui pendekatan integrasi layanan primer di Kabupaten Gresik. Acara ini dihadiri camat Benjeng serta para kader ibu-ibu PKK dan warga, bersama dokter beserta perawatan dan staf Puskesmas Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. rabu, (13/11/2024).

Dalam sambutannya, Aminatun Habibah menyampaikan bahwa pendekatan integrasi layanan primer akan memberikan dampak terhadap penurunan AKI, AKB, dan stunting.

“Saya berharap dari kegiatan ini kita bisa menemukan solusi yang bermanfaat bagi teman-teman di Puskesmas dan Dinkes untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan,” katanya.

Lebih lanjut, Aminatun mengatakan AKI, AKB, dan stunting dipengaruhi berbagai hal, di antaranya faktor sosial ekonomi, seperti kemiskinan dan pola asuh kurang tepat

“Faktor ekonomi, terutama kemiskinan, menjadi salah satu penyebab utama, juga kesalahan pola asuh. Untuk itu, sosialisasi dan penanganan harus maksimal,” Ucap Aminantun PLT Bupati Gresik.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gresik Mukhibatul Khusnah menjelaskan mulai tahun 2022 terjadi peningkatan AKB dan prevalensi stunting.

Menurutnya, AKI di Kabupaten Gresik mencapai 99 orang per 100 ribu kelahiran dan AKB 4,8 per 1.000 kelahiran.

“Kami yakin masalah ini bisa diselesaikan bersama-sama. Kami menggandeng media agar ikut memberikan sosialisasi hal ini ke masyarakat,” katanya.

Dokter yang akrab disapa Khusnah ini juga mengungkapkan penyebab utama kematian ibu kini mulai bergeser dari pendarahan dan hipertensi menjadi penyakit lain seperti diabetes dan hepatitis.

Sementara itu, penyebab utama kematian bayi adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di bawah 2,5 kilogram yang mengakibatkan daya tahan tubuh bayi rentan terhadap infeksi.

Sebagai komitmen, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan akses yang lebih baik bagi ibu hamil.

“Tentu dalam hal ini yang paling utama adalah yang mengalami kekurangan energi kronis dan status gizi rendah. Salah satunya lewat pendekatan integrasi layanan primer,” ujarnya. (Uni/Isa)

Tinggalkan Balasan